Semakin Banyak Motor Dijalan, Kota Kecil Saya Pun Semakin Macet..

image

Waktu pulang kampung kemarin saya sempet agak kaget dengan perubahan kota kecil saya di kaliwungu, kendal… Kota santri dimana saya besar dan belajar berbagai hal… Kota kecil yang sebenernya sebuah kecamatan ini telah berubah menjadi kota yang padat dan penuh, banyak banget ruko-ruko dibangun & banyak juga sawah-sawah yang dibabat menjadi perumahan… 🙁

Dimana mana saya temui banyak indomaret & alfamart dan jaraknya deket satu sama lain… Layaknya sebuah kota kecil yang berkembang, pemakai sepeda motor pun semakin bertambah banyak .. Penduduk pindahan dari semarang dan kecamatan sekitarnya membuat kota santri itu jadi semakin padat..

image

Jalan-jalan di sekitar pasar sore dan masjid besar al muttaqin kaliwungu pun jadi sering banget macet… pedagang pinggir jalan pun makin banyak…

Padahal dulu kota santri ini sangat sepi dan hanya ada santri-santri perantauan dari jawa barat & jawa timur… Sulit membayangkan kota kecil saya ini kedepannya… Mungkin akan jadi kota kecil yang padat.. 🙁

Sampeyan pernah mampir ke kaliwungu nggak bro? 🙂 atau cuman sekedar lewat aja? Monggo di share..

“Proud To Be Safety Biker”

27 Komentar

  1. ikut heran juga,anak-anak SMP hampir semua sudah bawa motor sendiri,bahkan sampai pelosok desa.padahal mereka belum tentu “bisa” naik motor.apalagi yg cowok bawa bebek super,sruntulan coy…..

  2. Saking terbiasanya pakai sepeda motor, semua orang jadi malas naik tranportasi lain, apalagi jalan kaki, semua terasa lama dan tidak praktis. Bayangkan kalau kita harus naik angkot, becak dan semacamnya, minimal harus jalan kaki menuju pangkalan. Entahlah, apa yang harus disalahkan kalau semua orang menginginkan seperti itu.

  3. kaliwungu kan ndeso banget itu…
    katanya kota santri kok bermunculan pasar? padahal bertentangan dg ajaran santri, klo gak salah tanda2 kiamat salah satunya ya munculnya pasar pasar baik modern maupun tradisional. ironis memang.

  4. pernah lewat kaliwungu 2 kali.. tapi macet mas bro… penuh sesak. apalgi deket2 rel kereta api.. sekarang kalo lagi pulang mudik ke pekalongan milih lewat ring road utara.. agak jauh tapi relatif lancar..

  5. Menurut saya mah, ini salahnya pemerntah yg gak mampu nyediain transportasi massal. Kita nggak bisa nyalahin rakyat sebagai pengguna jalan pasti mereka milih yg paling murah dan praktis, ya kan?

  6. ironi pertumbuhan suatu kota di negeri ini, macet selalu mengiringi pertumbuhan suatu wilayah. kota kecil pun macet apalagi metropolitan
    ntar kalau alun-alun Kaliwungu(pasar sore) dah diubah jadi taman terbuka hijau gak bakal sepadat itu bro Fido

  7. Berbicara tentang Mudik Lebaran, tahun ini saya sekeluargapun mudik ke kampung halaman tercinta yakni Jombang, kota yang khas dengan julukannya sebagai kota santri. Guna bisa sampai di tempat tujuan, Ibu beserta adik-adik saya menggunakan Bus kota untuk bisa sampai ke kampung halaman, berbeda dengan saya dan Ayah yang lebih senang melakukan tradisi mudik dengan sepeda motor, selain karena biaya yang lebih miring, dengan motor kami bisa leluasa berangkat kapanpun, dan dengan motor kami bisa beristirahat dimanapun kami mau. Untuk tahun ini pun, kami mudik dengan sepeda motor seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan dari surabaya menuju jombang yang menempuh jarak sekitar 100 km kami lakukan dalam waktu 3 Jam.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*