Mario Steven Ambarita jadi salah satu “Indonesian Stowaway” atau penyusup di Roda Pesawat paling sukses

image

Alfido.com | News – Hai gan.. Aksi penyusup di Roda Pesawat atau yang terkenal di dunia dengan istilah “Stowaway” kembali terjadi untuk ketiga kalinya di Tanah Air kita. Dan aksi Mario Steven Ambarita yang berhasil “numpang” di Rongga Roda Pesawat dari Pekanbaru hingga Jakarta merupakan yang tersukses karena Mario berhasil melawan tekanan udara yang tinggi (-60°C) serta minimnya oksigen.

Aksi “Indonesian Stowaway” lainya sebelumnya pernah terjadi di Bandara Polonia Medan namun tidak sesukses Mario yang berhasil menerobos Bandara Internasional Sutan Kharim II Pekanbaru.

Tapi sayangnya Mario mengalami biru pada seluruh tangan dan lengannya karena mengalami kekurangan oksigen. Serta telinganya mengeluarkan darah karena tekanan udara yang cukup tinggi.

Kemungkinan terburuk melakukan Stowaway di rongga roda pesawat adalah terlempar terjun bebas ke daratan. Kasus terlempar ke daratan dari aksi Stowaway paling fenomenal dan mengerikan adalah yang diabadikan John Glipin fotografer Australia.

Glipin berhasil memotret aksi Stowaway remaja berusia 14 tahun yang bernama Keith Sapsford yang menumpang secara ilegal di rongga roda pesawat Japan Airlines jurusan Sydney-Tokyo di bulan Februari 1970.

Keith Sapsord langsung terhempas ke daratan begitu pesawat lepas landas dan badannya pun hancur seketika.

Melakukan aksi Stowaway atau menumpang secara ilegal di rongga roda pesawat bisa membuat seseorang mengalami hypoxia dan hipotermia.

Ketika Pesawat yang kita tumpangi hendak lepas landas memang tidak terasa tekanan udara yang cukup besar. Namun lain halnya ketika Pesawat terbang tenang di atas 30.000 kaki ketika suhu udara bisa mencapai -45°C dan -60°C yang bisa langsung mengakibatkan kematian.

Keterbatasan menyerap oksigen sendiri merupakan salah satu hal yang paling dimungkinkan terjadi ketika melakukan Stowaway. Istilah tersebut disebut juga Hypoxia.

Ketika tubuh kita mengalami Hypoxia, maka tubuh cenderung akan terasa lemas, tremor, hilang kesadaran, tak mampu melihat, dan bahkan kematian ditempat.

Tingginya tekanan udara dingin di atas langit juga membuat tubuh mengalami hypotermia atau kondisi yang mengakibatkan kita bisa mati membeku karena saking dinginnya suhu. Walaupun ada yang selamat seperti kasus Mario Steven ini, tapi persentase orang yang berhasil selamat dari aksi Stowaway hanya 24% saja. Sementara yang lainnya mesti tewas karena Hypoxia, Hypotermia, serta terlempar dari Pesawat.

Ingat, aksi Mario Steven Ambarita tidak pantas untuk ditiru karena sangat-sangat-sangat berbahaya.

🙂

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*